Perbedaan Pakaian PDU 1 dan PDU 3
Pakaian Dinas Utama (PDU) adalah seragam militer penting yang digunakan oleh personel TNI (Tentara Nasional Indonesia), POLRI (Kepolisian Republik In…
Pakaian Dinas Utama (PDU) adalah seragam militer penting yang digunakan oleh personel TNI (Tentara Nasional Indonesia), POLRI (Kepolisian Republik In…
Warna merupakan elemen penting dalam dekorasi rumah yang dapat mempengaruhi suasana dan suasana hati ruangan. Dalam desain interior, dua warna putih …
Cara Membuat Menu Navigasi Blogger - blogge Pemula sudah menjadi hal yang sangat wajar dalam bidang apapun, tak terkecuali dalam dunia blog. Saya m…
Sekilas Tentang Mbah KH Sahlan Tholib - Kyai Sahlan merupakan salah satu ulama salaf dan ulama kuno yang mempunyai karomah YANG SANGAT JARANG TEREKS…
Industri kecantikan semakin berkembang pesat, dengan berbagai produk yang bermunculan setiap hari. Salah satu merek yang kini tengah populer adalah S…
Sekilas Tentang Gus Ma'ruf bin Zubair - Kita tahu bahwa Sarang termasuk daerah yang merupakan gudang ulama. Di antara mereka ada satu ulama yang…
Biografi KH Hasan Gipo, Ampel, Surabaya, Jawa Timur Ketua Tanfidziyah PBNU Pertama - Hasan Gipo atau Hasan Basri lahir di Surabaya pada tahun 1869 d…
Jejak KI Ageng Rogosasi - Bagi Masyarakat Tumang Boyolali, nama Ki Ageng Rogosasi tentu tak asing bagi mereka. Nama tersebut merupakan seorang penye…
Konversi IP Address ke Biner Konversi IP Address ke Biner Masukkan IP Address: Konversi …
Dalil Lengkap Sampainya Pahala Kepada Mayit - Untuk menguatkan syariat kita bahwah menghadiahkan pahala bacaan Al Quran dan kalimat Thoyyibah kepada…
Oleh: KM. Taufiq Maulana |
Harun Ar-Rasyid adalah Khalifah kelima dari kekhalifahan Abbasiyah dan memerintah antara tahun 786 hingga 803 H. Ayahnya bernama Muhammad Al-Mahdi, khalifah yang ketiga dan kakaknya, Musa Al-Hadi adalah khalifah yang keempat. Ibunya Jurasyiyah dijuluki Khayzuran berasal dari Yaman.
Meski berasal dari Dinasti Abbasiyah, Harun Ar-Rasyid dikenal dekat dengan keluarga Barmak dari Persia (Iran). Pada masa mudanya, Harun banyak belajar dari Yahya Ibn Khalid Al-Barmak. Era pemerintahan Harun, yang dilanjutkan oleh Muhammad Al-Amin kemudian Ma'mun Ar-Rasyid, dikenal sebagai masa keemasan Islam (The Golden Age of Islam), di mana saat itu Baghdad menjadi salah satu pusat ilmu pengetahuan dunia.
Muhammad Al-Amin dan Ma'mun Ar-Rasyid pernah disimpan oleh sang ayahnya yakni Harun Arrasyid disebuah tempat yang mungkin kalau dijaman sekarang adalah Pesantren dibawah asuhan Syaikh Al-Imam Kasa'i. Suatu ketika Syaikh Al-Imam Kasa'i hendak keluar rumah yang kemudian diketahui oleh Muhammad Al-Amin dan Ma'mun Arrasyid, dengan bergegas dan berlomba-lomba kedua anak sang Kholifah itu mengambil dua terompah Al-Imam Kasa'i untuk kemudian dikasihkan kepadanya. Dan bahkan kedua anak sang kholifah itu sampai berebut mempersilahkan menggunakan terompah kepada sang gurunya, sampai-sampai mereka berdua bersepakat untuk memberikan terompah tersebut sebelah-sebelah, artinya sebelah dikasihkan oleh Muhammad Al-Amin dan yang sebelahnya lagi diberikan oleh Ma'mun Arrasyid.
Ternyata kejadian tersebut sampai kepada telinga sang ayah (Harun Arrasyid), lalu kemudian beliau bermaksud mendatangi Al-Imam Kasa'i untuk menanyakan beberapa pertanyaan. Sesampainya disana, kemudian Sang Kholifah Harun Arrasyid bertanya kepada Al-Imam Kasa'i " wahai Al-Imam Kasa'i, siapah orang yang paling mulya dari sekian banyak Manusia.? Kemudian Al-Imam Kasa'i menjawab, engkau wahai Amiril Mu'minin. Akan tetapi jawaban Imam Kasa'i itu langsung disanggah oleh sang kholifah, bukan wahai Imam Kasa'i, bukan saya melainkan ia adalah orang yang anak seorang Amiril Mu'minin saja sampai berebut memberikan terompah orang tersebut yang kemudian mempersilahkan untuk dipakainya. Lalu kemudian Al-Imam Kasa'i menafikan perkataan Sang Amiril Mu'minin, engkau salah wahai Amiril Mu'minin, sungguh aku tidak punya kemulyaan.
Kemudian keesokan harinya Al-Imam Kasa'i bermaksud untuk mencegah kedua anak sang Amiril Mu'minin itu berbuat apa biasa mereka lakukan, tetapi dengan tegas sang Kholifah berkata " wahai Al-Imam Kasa'i jikalau engkau mencegah kedua anaku untuk berbuat demikian aku akan murka sekali kepadamu, biarkan dan izinkanlah mereka berdua melakukannya, karena apa yang mereka lakukan tidaklah menjatuhkan reputasi dan derajatnya, tapi justru perbuatan mereka tersebut akang mengangkat derajat mereka lebih tinggi.
Berkat didikan Al-Imam Kasa'i Muhammad Al-Amin dan Ma'mun Arrasyid menjadi dua orang yang sangat berpengaruh, tinggi derajatnya dan mampu menjadi pemimpin yang membawa pengaruh besar untuk kemajuan negri Bagdadh. Sebagai ungkapan terima kasihnya Sang Amiril Mu'minin Harun Arrasyid menghadiahi Al-Imam Kasa'i dengan 10.000 Dirham koin emas murni, yang mungkin kalau kita kalkulasikan saat ini menjadi puluhan milyard.