Perbedaan Pakaian PDU 1 dan PDU 3
Pakaian Dinas Utama (PDU) adalah seragam militer penting yang digunakan oleh personel TNI (Tentara Nasional Indonesia), POLRI (Kepolisian Republik In…
Pakaian Dinas Utama (PDU) adalah seragam militer penting yang digunakan oleh personel TNI (Tentara Nasional Indonesia), POLRI (Kepolisian Republik In…
Warna merupakan elemen penting dalam dekorasi rumah yang dapat mempengaruhi suasana dan suasana hati ruangan. Dalam desain interior, dua warna putih …
Cara Membuat Menu Navigasi Blogger - blogge Pemula sudah menjadi hal yang sangat wajar dalam bidang apapun, tak terkecuali dalam dunia blog. Saya m…
Sekilas Tentang Mbah KH Sahlan Tholib - Kyai Sahlan merupakan salah satu ulama salaf dan ulama kuno yang mempunyai karomah YANG SANGAT JARANG TEREKS…
Industri kecantikan semakin berkembang pesat, dengan berbagai produk yang bermunculan setiap hari. Salah satu merek yang kini tengah populer adalah S…
Sekilas Tentang Gus Ma'ruf bin Zubair - Kita tahu bahwa Sarang termasuk daerah yang merupakan gudang ulama. Di antara mereka ada satu ulama yang…
Biografi KH Hasan Gipo, Ampel, Surabaya, Jawa Timur Ketua Tanfidziyah PBNU Pertama - Hasan Gipo atau Hasan Basri lahir di Surabaya pada tahun 1869 d…
Jejak KI Ageng Rogosasi - Bagi Masyarakat Tumang Boyolali, nama Ki Ageng Rogosasi tentu tak asing bagi mereka. Nama tersebut merupakan seorang penye…
Konversi IP Address ke Biner Konversi IP Address ke Biner Masukkan IP Address: Konversi …
Dalil Lengkap Sampainya Pahala Kepada Mayit - Untuk menguatkan syariat kita bahwah menghadiahkan pahala bacaan Al Quran dan kalimat Thoyyibah kepada…
Oleh Aiman Subandi S.H. |
Semua manusia tentunya pasti memiliki keinginan, baik keinginan yang berkaitan dengan perkara dunia maupun akhirat. Ketika manusia memiliki keinginan selain dari pada berikhtiar, manusia juga sering kali memanjatkan do’a. Lantas benarkah seluruh do’a yang dipanjatkan oleh manusia akan dikabulkan ? maka jawabannya benar semua do’a yang dipanjatkan oleh manusia akan Allah kabulkan, sebagaimana firman-Nya dalam Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 186 :
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
Artinya
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran”.
Jadi semua do’a yang kita panjatkan kepada Allah itu pasti akan dikabulkan, sekalipun pemberian (ijabah) do’a dari Allah itu terkadang datangnya terlambat. Nah dengan adanya keterlambatan ijabah do’a dari Allah jangan sampai membuat kita putus asa dan bertanya-tanya apakah do’a kita diijabah atau tidak diijabah. Kita harus yakin bahwa Allah pasti mengabulkan do’a kita. Akan tetapi bentuk ijabah dari Allah terkadang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, contoh kita minta “A” tapi Allah ngasih “B’, dan dalam waktu ijabahnya pun Allah juga yang menentukan. Sebagaimana kalam hikmah dari Syaikh Ibnu Athoillah dalam kitab Al-Hikam :
لا يكن تأخر امد العطاء مع الإلحاح فى الدعاء موجبا ليأسك، فهو ضمن لك الإجابة فيما يختاره لك لا فيما تختار لنفسك، وفى الوقت الذي يريد لا فى الوقت الذي تريد
Artinya :
Janganlah karena keterlambatan datangnya pemberian-Nya kepadamu, saat engkau telah bersungguh-sungguh dalam berdoa, menyebabkan engkau berputus asa; sebab Dia telah menjamin bagimu suatu ijabah (pengabulan doa) dalam apa-apa yang Dia pilihkan bagimu, bukan dalam apa-apa yang engkau pilih untuk dirimu dan pada waktu yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau kehendaki.
Akan tetapi ketika kita berdoa maka sudah semsetinya disertai hati yang khusyu’, karena doa bukan hanya aktivitas lisan saja, melainkan harus melibatkan hati juga. Dalam artian ketika lisan kita mengucapkan do’a-do’a maka harus disertai kehadiran hati. Oleh karena itu Rasulullaah SAW bersabda :
ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَه
رواه الترمذي (حديث حسن)
Artinya :
“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan kalian yakin akan dikabulkan. Ketahuilah bahwa sungguh Allah biasanya tidak mengabulkan doa yang keluar dari hati yang tidak konsentrasi dan lalai.” HR Al-Tirmidzi (Hadis Hasan)
Dalam kandungan hadis diatas ,selain dari pada harus disertai hati yang khusyu’ (berkonsentrasi), maka harus disertai juga dengan adanya keyakinan kepada Allah bahwa do’a kita pasti akan dikabulkan oleh Allah SWT. Hal ini juga sesuai dengan hadis Qudsi yang disampaikan pula oleh Rasulullaah SAW ” 'Sesungguhnya Allah berfirman: Aku akan mengikuti prasangka hamba-Ku dan Aku akan senantiasa menyertainya apabila berdoa kepada-Ku” (HR Bukhari Muslim)
Maka kesimpulannya kita selaku manusia yang selalu mempunyai cita-cita, selain dari pada menjalankan ikhtiar yang maksimal kita juga harus memanjatkan do’a.
Dan ketika kita berdo’a harus disertai hati yang khusyu’ juga memiliki keyakinan bahwa do’a yang kita panjatkan kepada Allah itu pasti akan diijabah.