Perbedaan Pakaian PDU 1 dan PDU 3
Pakaian Dinas Utama (PDU) adalah seragam militer penting yang digunakan oleh personel TNI (Tentara Nasional Indonesia), POLRI (Kepolisian Republik In…
Pakaian Dinas Utama (PDU) adalah seragam militer penting yang digunakan oleh personel TNI (Tentara Nasional Indonesia), POLRI (Kepolisian Republik In…
Warna merupakan elemen penting dalam dekorasi rumah yang dapat mempengaruhi suasana dan suasana hati ruangan. Dalam desain interior, dua warna putih …
Cara Membuat Menu Navigasi Blogger - blogge Pemula sudah menjadi hal yang sangat wajar dalam bidang apapun, tak terkecuali dalam dunia blog. Saya m…
Sekilas Tentang Mbah KH Sahlan Tholib - Kyai Sahlan merupakan salah satu ulama salaf dan ulama kuno yang mempunyai karomah YANG SANGAT JARANG TEREKS…
Industri kecantikan semakin berkembang pesat, dengan berbagai produk yang bermunculan setiap hari. Salah satu merek yang kini tengah populer adalah S…
Biografi KH Hasan Gipo, Ampel, Surabaya, Jawa Timur Ketua Tanfidziyah PBNU Pertama - Hasan Gipo atau Hasan Basri lahir di Surabaya pada tahun 1869 d…
Sekilas Tentang Gus Ma'ruf bin Zubair - Kita tahu bahwa Sarang termasuk daerah yang merupakan gudang ulama. Di antara mereka ada satu ulama yang…
Jejak KI Ageng Rogosasi - Bagi Masyarakat Tumang Boyolali, nama Ki Ageng Rogosasi tentu tak asing bagi mereka. Nama tersebut merupakan seorang penye…
Konversi IP Address ke Biner Konversi IP Address ke Biner Masukkan IP Address: Konversi …
Dalil Lengkap Sampainya Pahala Kepada Mayit - Untuk menguatkan syariat kita bahwah menghadiahkan pahala bacaan Al Quran dan kalimat Thoyyibah kepada…
Tapi, ada kepentingan dari kelompok-kelompok ini untuk menjadikan pernyataan GusMen sebagai trigger untuk mencapai tujuan mereka, dan arahnya hanya satu: Kekuasaan di 2024.
KELOMPOK PERTAMA adalah kelompok yang berasal dari persaingan atau ketakutan atas persaingan di internal partai (PKB).
Suka atau tidak, Gus Yaqut adalah figur muda yang kepopulerannya saat ini melebihi Ketum PKB yang juga Wakil Ketua DPR, Muhaimin Iskandar, dan tentu dianggap sebagai saingan sekaligus sandungan bagi Cak Imin yang ingin maju di 2024 sebagai Capres.
Di tanggal 23 Pebruari lalu, Cak Imin mengeluarkan pernyataan tertulisnya yang mengusulkan agar Pemilu 2024 ditunda. Ini adalah pernyataan yang blunder secara politik yang dikeluarkan oleh seorang ketum partai politik, dan sekaligus inkonstitusional yang dikeluarkan oleh seorang wakil ketua DPR. Jelas tertulis di pasal 7 UUD 1945 bahwa "Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan".
Pernyataan yang inkonstitusional ini jelas sekali berdampak negatif bagi Cak Imin sebagai tokoh politik yang berambisi menjadi Capres 2024. Oleh karena itu maka damage control-nya harus segera dilakukan, dan kebetulan sekali, ada pernyataan GusMen yang bisa dikapitalisasi untuk menjatuhkan kepopuleran GusMen.
Kelompok inilah yang punya kepentingan untuk memanfaatkan pernyataan GusMen untuk menekan ketidakpopuleran pernyataan inkonstitusional Cak Imin, sekaligus diharapkan bisa menyingkirkan GusMen dari persaingan menuju 2024.
KELOMPOK KEDUA adalah kelompok residu Muktamar NU 2021 lalu yang belum bisa move on karena kemenangan Yai Yahya Cholil Staquf sebagai Ketum PBNU 2022 - 2027.
Ini adalah kelompok politik yang menganggap GusMen dan Yai Yahya sebagai satu paket yang punya kekuatan besar dan potensial dalam mempengaruhi arah politik Indonesia menuju 2024 nanti. Dengan terpilihnya Yai Yahya dengan 61% suara otomatis membuat peta politik menuju 2024 menjadi berubah.
Kelompok ini melihat bahwa kekuatan pendukung Yai solid dan sulit ditembus, maka yang akan djadikan sasaran tembak untuk mendegradasi figur dan ketokohan beliau yaitu GusMen.
Karena GusMen dan Yai dianggap sebagai DUET REMBANG yang tidak terpisahkan maka dengan melakukan "kampanye pembusukan" terhadap GusMen maka mereka berharap posisi Yai pun bisa digoyang, militansi dan kepatuhan NU bisa dipecahkan, sehingga arah politik NU di 2024 bisa dikapitalisasi.
Bagi kelompok ini, jatuhnya GusMen akan mampu mendegradasi kepercayaan masyarakat, khususnya di kalangan NU terhadap kepemimpinan Yai, dan jika itu terjadi maka mereka bisa masuk sebagai penyelamat, tentu dengan negosiasi yang hasilnya bisa mereka atur.
KELOMPOK KETIGA adalah kelompok klasik, para oportunis sekaligus pemain politik identitas. Mereka akan selalu 'bandwagoning' dan semua isu dan event yang beririsan dengan politik indentitas.
Tujuan mereka hanya satu: dianggap signifikan dalam politik transaksional dan pragmatis sehingga menghasilkan uang bagi mereka dan kelompoknya dengan cara membodohi orang-orang yang gampang dan suka dibodohin.
Sumber: alto L (facebook)