Perbedaan Pakaian PDU 1 dan PDU 3
Pakaian Dinas Utama (PDU) adalah seragam militer penting yang digunakan oleh personel TNI (Tentara Nasional Indonesia), POLRI (Kepolisian Republik In…
Pakaian Dinas Utama (PDU) adalah seragam militer penting yang digunakan oleh personel TNI (Tentara Nasional Indonesia), POLRI (Kepolisian Republik In…
Warna merupakan elemen penting dalam dekorasi rumah yang dapat mempengaruhi suasana dan suasana hati ruangan. Dalam desain interior, dua warna putih …
Cara Membuat Menu Navigasi Blogger - blogge Pemula sudah menjadi hal yang sangat wajar dalam bidang apapun, tak terkecuali dalam dunia blog. Saya m…
Sekilas Tentang Mbah KH Sahlan Tholib - Kyai Sahlan merupakan salah satu ulama salaf dan ulama kuno yang mempunyai karomah YANG SANGAT JARANG TEREKS…
Industri kecantikan semakin berkembang pesat, dengan berbagai produk yang bermunculan setiap hari. Salah satu merek yang kini tengah populer adalah S…
Sekilas Tentang Gus Ma'ruf bin Zubair - Kita tahu bahwa Sarang termasuk daerah yang merupakan gudang ulama. Di antara mereka ada satu ulama yang…
Biografi KH Hasan Gipo, Ampel, Surabaya, Jawa Timur Ketua Tanfidziyah PBNU Pertama - Hasan Gipo atau Hasan Basri lahir di Surabaya pada tahun 1869 d…
Jejak KI Ageng Rogosasi - Bagi Masyarakat Tumang Boyolali, nama Ki Ageng Rogosasi tentu tak asing bagi mereka. Nama tersebut merupakan seorang penye…
Konversi IP Address ke Biner Konversi IP Address ke Biner Masukkan IP Address: Konversi …
Dalil Lengkap Sampainya Pahala Kepada Mayit - Untuk menguatkan syariat kita bahwah menghadiahkan pahala bacaan Al Quran dan kalimat Thoyyibah kepada…
Suriname adalah sebuah negara bekas jajahan Belanda dengan salah satu komunitas penghuninya adalah orang Jawa.
Kita bisa menemukan bahwa bahasa Jawa masih digunakan sebagai bahasa percakapan sehari-hari di negara tersebut. Di Suriname bukan hanya komunitas Jawa saja yang bisa kita temukan tetapi bahasa Jawa juga sangat terpakai disana.
Di Suriname terdapat Islam Timur, Islam Barat, dan agama Kejawen. Lalu apakah perbedaan antara islam timur dan islam barat?
Umat Islam Jawa di Suriname terbagi menjadi dua yaitu umat islam yang sholat berkiblat ke barat, dan yang sholat berkiblat ke timur. Mereka saling bermusuhan, tidak saling menyapa, tidak saling menghadiri acara satu sama lain.
Di Suriname juga ada agama yang relatif baru, yakni agama Kejawen. Agama ini menjadi agama resmi yang diakui pemerintah, pemuka agama Kejawen itu juga mendapatkan gaji dari pemerintah, dan hari raya Kejawen juga akan menjadi hari libur nasional.
Kejawen itu merupakan agama yang berusaha untuk menghapus unsur-unsur Islam agar hanya tersisa tradisi Jawa, meskipun upaya itu tak benar-benar bisa dilakukan.
Agama Kejawen di Suriname itu muncul, karena mencoba menciptakan ritual baru. Mereka membersihkan dengan cara menghapus unsur-unsur Islam, sehingga yang tersisa adalah tradisi Jawa.
Orang Jawa di Suriname baru ada sekitar 130-140 tahun lalu, dan karena itu Islam dan tradisi Jawa bercampur. Salah satu tradisi yang lekat dalam agama Kejawen itu adalah selamatan dan bersih desa.
Menurut mereka cara bersih desa itu merupakan bersih-bersih dari roh jahat, Tradisi lain yang dalam agama Kejawen yang sangat Jawa adalah penggunaan bahasa kromo inggil, bahasa Jawa halus dalam doa-doa yang dirapalkan.
Aksara Jawa yang dikenal dengan honocoroko (lima abjad pertama aksara Jawa) juga digunakan dalam catatan doa. Aksara itu ada di beberapa tempat ibadah agama Kejawen.
Honocoroko itu memiliki makna spiritual yang sangat dalam. Hanya saja pengaruh Islam sulit dihapus. Misalnya, ketika akan memulai ritual doa sebagian pemeluk Kejawen tetap melakukan wudlu.
Uniknya agama Kejawen memiliki sempalan, Setidaknya ada 30-40 sempalan sehingga pemerintah Suriname belum mendapatkan kata sepakat untuk menentukan hari libur nasional agama tersebut. Jarak antara Suriname dan jawa sekutar 10.000km
Padahal di Jawa saja kejawen itu tidak 'diakui', tetapi di Suriname justru menjadi agama resmi. Bukan hanya orang Jawa namun juga dianut oleh orang India keturunan Afrika.
Tentunya hal itu sangat mengesankan dan menimbulkan kebanggaan bagi kita sebagai orang Indonesia umumnya dan orang Jawa khususnya.