Perbedaan Pakaian PDU 1 dan PDU 3
Pakaian Dinas Utama (PDU) adalah seragam militer penting yang digunakan oleh personel TNI (Tentara Nasional Indonesia), POLRI (Kepolisian Republik In…
Pakaian Dinas Utama (PDU) adalah seragam militer penting yang digunakan oleh personel TNI (Tentara Nasional Indonesia), POLRI (Kepolisian Republik In…
Warna merupakan elemen penting dalam dekorasi rumah yang dapat mempengaruhi suasana dan suasana hati ruangan. Dalam desain interior, dua warna putih …
Cara Membuat Menu Navigasi Blogger - blogge Pemula sudah menjadi hal yang sangat wajar dalam bidang apapun, tak terkecuali dalam dunia blog. Saya m…
Sekilas Tentang Mbah KH Sahlan Tholib - Kyai Sahlan merupakan salah satu ulama salaf dan ulama kuno yang mempunyai karomah YANG SANGAT JARANG TEREKS…
Industri kecantikan semakin berkembang pesat, dengan berbagai produk yang bermunculan setiap hari. Salah satu merek yang kini tengah populer adalah S…
Biografi KH Hasan Gipo, Ampel, Surabaya, Jawa Timur Ketua Tanfidziyah PBNU Pertama - Hasan Gipo atau Hasan Basri lahir di Surabaya pada tahun 1869 d…
Sekilas Tentang Gus Ma'ruf bin Zubair - Kita tahu bahwa Sarang termasuk daerah yang merupakan gudang ulama. Di antara mereka ada satu ulama yang…
Jejak KI Ageng Rogosasi - Bagi Masyarakat Tumang Boyolali, nama Ki Ageng Rogosasi tentu tak asing bagi mereka. Nama tersebut merupakan seorang penye…
Konversi IP Address ke Biner Konversi IP Address ke Biner Masukkan IP Address: Konversi …
Dalil Lengkap Sampainya Pahala Kepada Mayit - Untuk menguatkan syariat kita bahwah menghadiahkan pahala bacaan Al Quran dan kalimat Thoyyibah kepada…
Kisah ini dikutip dari akun resmi komandan Mochtar Ma'mun yang menceritakan sepenggal kisah dengan Simbah Kyai Maemoen Zubair.
Suatu ketika dalam suatu acara seingat saya sekitar tahun 2015 an saya menuntun beliau sejak turun dari mobil hingga sampai di ruang transit. Setelah saya pastikan beliau pinarak atau duduk dengan nyaman, maka saya segera bersiap-siap untuk berdiri dan memposisikan diri didekat pintu ruang transit agar bisa dengan cepat jika sewaktu-waktu beliau membutuhkan sesuatu.
Akan tetapi ketika saya akan segera beranjak setelah menuntun beliau sejak turun dari mobil sampai di ruang transit ditempat beliau pinarak. Tiba-tiba tangan saya ditarik oleh beliau untuk duduk disamping beliau. Perasaan saya campur aduk antara takut dan senang. Takut karena rasanya tidak pantas orang yang bodoh dan banyak dosa seperti saya ini duduk bersanding disamping beliau. Senang karena tentu saja tidak semua orang diminta oleh beliau untuk duduk disamping beliau.
Seolah wajah saya sudah tidak asing/samar bagi beliau. Karena memang secara rutin sejak lulus sekolah setiap 3 bulan sekali jika tidak ada udzur saya rutin untuk sowan beliau dan tentu saja tdk memakai seragam Banser, meskipun kadang belum tentu bisa bertemu ketika sowan karena beliau sedang tindak'an. Memang zaman dulu jika sowan pora yai kita hanya untung-untungan karena tidak tahu yang akan kita sowani sedang tindak'an atau tidak. Beda dengan jaman sekarang orang bisa memastikan dulu via HP kepada orang2 ndalem apakah yai yang akan kita sowani sedang tindak'an atau tidak.
Dawuh beliau waktu itu yang sampai sekarang masih saya ingat adalah; " Cung, Insya Alloh, awakmu berangkat Makkah nganggo seragam Banser". waktu itu lisan saya bilang Amin., akan tetapi dalam hati saya bertanya2 apakah mungkin itu terjadi????, Dan ternyata dawuh beliau benar2 menjadi kenyataan pada tahun 2019 saya dapat Tugas dari Ketua PW Sahabat Bagus Saladin ke Makkah, bahkan bisa hurmat secara langsung disaat beliau Mbah Moen wafat pada musim Haji 2019 Silam di Makkah. Sampai sekarang saya masih merasa bersalah ketika mengamini antara Entah Dawuh atau Doa Beliau dengan Lisan akan tetapi mempertanyakan dan meragukan dalam hati saya. Astaghfirullohal Azdim, Semoga Alloh mengampuni saya yang banyak salah dan dosa.
Demikianlah kisahnya, semoga kita dapat mengambil hikmah dari beliau, dan menjadikan kita lebih baik dari sebelumnya. Amiin